The Humanitarian Center

Indonesia Bangkit

Friday, August 3, 2018

3 Agustus, Gempa Kembali Guncang Lombok, 15 Ribu Warga Lombok Bertahan di Tenda Darurat

Tenda darurat pengungsian di dusun Barugak Mujur, desa Timba Gading-Lombok Timur. Relawan IB bersama warga mendirikan dapur umum dan tenda darurat untuk tempat pengungsian warga yang rumahnya robuh dan rusak. 
Lombok - Meski telah 5 hari berlalu dari gempa hebat yang mengguncang lombok tanggal 29 Juli lalu, gempa masih terus terjadi. Pada tanggal 3 Agustus ini pada pukul 03.08 WIT dinihari kembali terjadi Gempa dengan kekuatan 4,9 MMI. Pengungsi yang mendiami tenda darurat sontak terbangun, bahkan sebagian ada yang panik dan menangis.

Gempa Lombok mengakibatkan luka dan duka yang mendalam bagi rakyat lombok, sejak tanggal 29 hingga kini tercatat 17 orang sanak keluarga pengungsi meninggal dunia, 2.301 rumah hancur  dan 3.147 rumah rusak. Kini seisi pulau lombok berubah menjadi barak tenda darurat pengungsi, lebih dari 15 ribu orang termasuk anak-anak dan lansia menahan terpaan angin dalam tenda darurat di lapangan terbuka.

Tenda pengungsi di desa Lelongken, Sajang, Kecamatan Sembalun
Di kecamatan Sembelia dan kecamatan Sembalun - Lombok Timur lokasi posko Indonesia Bangkit keadaan masih porak poranda. Seperti di dusun longken, desa Sajang saat ini dari 1100 orang warga, 87% (835 orang) terpaksa mengungsi yang diantaranya terdapat 85 anak balita. Di dusun Longken 22 rumah roboh dengan total kerusakan mencapai 77 rumah. Warga bertahan di tenda darurat dalam keadaan suplai air terputus, minimnya tenaga kesehatan dan kekurangan suplai popok bayi, obat-obatan, susu bayi, terpal dan tikar. 

Kini pengungsi mulai banyak yang jatuh sakit terutama anak-anak dan lansia, namun tidak mudah mendapatkan pengobatan di lokasi pengungsian. Dokter sangat terbatas, obat-obatan tidak selalu ada di lokasi, sementara pertolongan belum datang pengungsi hanya bisa menahan sakit sambil mengobati duka yang masih menyelimuti.

Pengungsi di dusun longken terpaksa tidur beralaskan tanah
dalam tenda darurat yang didirikan relawan bersama warga. 

Suasana malam di tenda darurat lebih menyayat hati, sepotong selimut menjadi barang berharga ketika tidur di tempat terbuka, itupun tidak semua bisa mendapatkannya. Ditengah gulita akibat padamnya listrik pengungsi terlelap akibat kelelahan dan keresahan sepanjang pagi hingga sore. Sesekali warga terbangun karena gempa susulan kerap datang di waktu malam.

Persedian pangan dan obat-obatan di tenda darurat semakin menipis, dapur umum yang dibangun warga bersama relawan kini menjadi topangan untuk menghalau lapar dan rasa gelisah si kecil. 

Doa terus terpanjat dari korban yang masih mengungsi, doa untuk saudara yang meninggal, doa untuk keselamatan keluarga, maupun doa untuk si kecil agar tabah dalam penderitaan. 

Relawan Indonesia Bangkit merasakan duka yang sama dan berupaya bersama korban bencana untuk dapat mengatasi kesulitan pengungsi. IB kembali mengajak seluruh rakyat seluruh kawan untuk bersama meringankan penderitaan korban gempa lombok. Tenaga relawan, bantuan barang dukungan dana dapat di sampaikan melalui posko IB di 18 propinsi di Indonesia.

Hormat Kami 
Humanitarian Centre Indonesia Bangkit



No comments: