Posko Induk Indonesia Bangkit di Klaten Resmi Berdiri

Relawan Indonesia Bangkit (IB) berhasil mendirikan posko induknya di Kalten. Posko tersebut beralamat di Komplek Dodiklatpur TNI (Depo), Jl Kasatrian Wedi, Klaten Selatan. Menurut laporan Relawan IB Klaten, hingga hari ini para pengungsi tersentral di sejumlah titik pengungsian, yakni di Depo, Pendopo Sekda Klaten (PSK), Rumasakit Islam (RSI), Gelanggang Olahraga (GOR) dan Kampus SMAN 3 Klaten. Kondisi dan kebutuhan di masing-masing titik pengungsian relatif berbeda.

Di Depo, jumlah pengungsi sementara ini dilaporkan kurang-lebih mencapai 5832 orang. Mereka berasal dari sejumlah desa, yakni Sidorejo (1824 orang), Bumi Harjo (423 orang), Kendalsari (2.265 orang), Kaputran (959 orang), Manis Renggo (225 orang), Dapringan (37 orang) dan Dompol (belum terdata). Di titik inilah Relawan IB membangun poskonya, dan sejak kemarin sudah mulai terlibat dalam aktivitas pelayanan sosial.

Relawan IB yang saat ini berjumlah 14 orang terlibat dalam proses evakuasi bersama tim SAR serta mendirikan Children Center dan memberikan pelayanan trauma healing (bekerjasama dengan Posko Perlindungan Anak). Sore ini (6/11), 150-an anak di tenda pengungsian Depo dihibur lewat games, olahraga, bernyanyi, serta lomba menulis surat dan menggambar. Hal ini diharapkan bisa sejenak membuat anak melupakan kengerian yang mereka lalui pascaerupsi Merapi (yang masih berlangsung hingga kini). Sayangnya, di luar 150-an anak ini, menurut data, masih ada 650-an anak lainnya di lokasi ini yang belum terlayani oleh program-program serupa.  

Dari Children Center, relawan IB memberikan daftar sejumlah kebutuhan anak-anak yang belum tersedia, yakni  buku tulis, buku mewarnai, krayon, pena, whiteboard, serta makanan ringan untuk anak-anak. Sementara kebutuhan umum para pengungsi yang urgen untuk dipenuhi adalah alas tidur (tikar) dan selimut.

Di Pendopo Sekda, para pengungsi harus rela tidur hingga di teras-teras pendopo dengan sarana sanitasi yang sangat minim. Aktivitas kesehatan dan pendidikan (anak) dinilai sudah cukup baik. Di RSI, jumlah  pengungsi sekitar 1600 orang, yang berasal dari Boyolali, sleman, Kemalang. Di sini, fasilitas kesehatan, MCK, dan tempat istirahat juga dinilai cukup baik. Sayangnya, fasilitas pelayanan  bagi anak-anak, termasuk tenaga relawan trauma healing dinilai sangat kurang.

Di GOR, pengungsi berjumlah 3000an orang, yang berasal dari tuju desa, yakni Kemalang, Kaputran, Kalipanggang, Cangkringan, Kali Sendang, Numplak Seneng, dan Manis Renggo. Di tempat ini kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi di antaranya adalah pakaian bayi, handuk, minyak telon, serta sarana sanitasi. Sementara di kampus SMAN 3 Klaten, total pengungsi berjumlah sekitar 2700 orang, dengan kebutuhan yang mendesak dipenuhi berupa alat mandi bayi, tikar, selimut, serta alat makan. (Yogo)